Sunday, February 18, 2018

Analisa Puisi Batas Karya Aan Mansyur

Kali ini saya akan, ehem (batuk), mencoba menganalisis sebuah puisi karya seorang penyair ternama panutan banyak manusia. Sebenarnya saya tidak pandai dalam hal ini, tapi tidak ada salahnya mencoba, kan? (Bilang aja biar blognya ngga kosong kan???!)
Oke, mari kita simak dulu puisinya.

Batas
Karya M Aan Mansyur
Semua perihal diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.
Seorang ayah membelah anak dari ibunya — dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.

Puisi di atas adalah salah satu puisi karya laki-laki kelahiran Kabupaten Bone 36 tahun yang lalu. Sebenarnya kebanyakan puisi karya Aan Mansyur memang lebih mirip dengan prosa jika dilihat dari bentuk penulisannya. Namun, penyair lebih menekankan kepada pemilihan kata dan lapis bunyi. Seperti yang terdapat di bait pertama "Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita”.

 Puisi tersebut bertema percintaan. Puisi yang digunakan dalam film Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC2) ini menggambarkan kisah pemeran Cinta dan Rangga yang telah berpisah selama 14 tahun antara New York dengan Jakarta. Aan Mansyur mendeskripsikan batas dengan kata "bandara dan udara" yang memisahkan New York dengan Jakarta. Dua kata itu sudah akrab bagi para pembaca puisinya yang juga menonton film AADC dari awal, karena pada film AADC pertama berakhir dengan adegan perpisahan dua tokoh utama film tersebut. Ketidakpastian dari tokoh Rangga akhirnya membuat Cinta memutuskan untuk melupakannya. Namun setelah perasaan itu pergi, Rangga datang membawa kembali perasaan ingin memiliki Cinta sekali lagi.

Tak hanya melulu tentang percintaan, puisi ini juga sedikit menyinggung sosial politik. Pada larik "Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang." dimana seseorang yang sebenarnya 'baik' bisa menjadi 'penjahat' karena keterbatasan uang.

Sekian. Bila ada kekurangan (pasti ada), harap beri tahu saya di kolom komentar ya. T_T

Have a good day!



No comments:

Post a Comment

Penipu Popok & Susu di Instagram

Saya ga mau panjang lebar, penipu tsb mengatasnamakan ULI ELISA dengan nomor rekening Bank BRI No.Rek: 0171-0101-4789-530. Nomor yg dipakai ...