Pusing (Puisi Iseng) III

Bosan aku
mereka itu bisanya hanya
menghias menghias saja
menata tanpa rasa
bicaranya seakan punya makna
Mendali berbaris-baris
tak lebih dari ukiran di atas putih
Ingin aku berlari sampai Klari
tapi siang malam dia paksa aku tetap di sini
12:25

Pusing (Puisi Iseng) II

......Pada dasarnya, aku hanya rindu betapa kita pernah saling menyita waktu
Sebab mengisi 24 jam seorang diri tak mudah bagiku
Namun, "Sulit bukan berarti tidak mungkin", katamu........

Tangerang, 14 April 2018

Sedang Haid, Donor Darah. Boleh Atau Tidak?

Haloooooo.....
catatan ini saya tulis pada tanggal 4 April, satu hari sebelum hari spesial saya. namun baru sempat saya lanjutkan malam ini, kalau kamu mau tau hari ini tanggal 11 April 2018 pukul 20:44 WIB. Dan sekilas info, karna laptop tiba-tiba mati, saya lanjutkan menulis dan mempublikasinya pada tanggal 15 bulan empat.


Kali ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya. Jadiii, hari ini adalah hari Rabu. Besok Kamis.

Krik...

Krik...

Krik...

Oke, jadi tiga hari yang lalu, saya mendapatkan informasi mengenai acara donor darah di kampus saya. Niatnya saya akan ikut mendaftar. Karena merasa persyaratan pendonor sudah saya penuhi. Tapi, tiba-tiba negara api menyerang.

Krik...

Ngga. Tiba-tiba saya kedatangan bulan di siang bolong. Kemudian teringat oleh saya ucapan seorang teman. "EH KALO HAID KAN GA BOLEH DONOR?"

SYOK DEH SAYA.

Awalnya saya pasrah saja, yaudah ga bisa donor gapapa. Tapi saat hari pelaksanaan tiba, deg deg deg, saya kepingin juga ikut donor!

Eh tapi emang boleh?

Jawabannya adalah:

BOLEH, BILA:

1. HB MENCUKUPI 

2. DALAM KEADAAN FIT

3. SUDAH LEBIH DARI 3 HARI MASA HAID (darah yang dikeluarkan sudah tidak deras)

4. TIDAK MENDERITA ANEMIA

Jadi, saya bulatkan tekad saya untuk mendonor. Awalnya saya baik-baik saja setelah diambil darahnya. Setelah donor, saya juga sempat minum teh hangat yang diberikan oleh KPM UNJ. (Makasih 😊 hehhe)

Kemudian, saya menuju ke gedung lain. Berjalan beberapa meter, menaiki 5 anak tangga, dan naik lift. Di dalam lift saya mulai merasakan agak pusing pemirsahhhh. Keluar dari lift udah lemas, terus tepar. Dibantu teman-teman, saya akhirnya duduk di selasar lantai 5 sebuah gedung. Kata temen saya, saya keliatan pucet banget. Saya juga ngerasa telapak tangan saya putih banget ga kaya biasa (iya, biasanya agak pink gitu kan?). Saya sempet mikir bakal pingsan, tapi ternyata engga. Merasa lemas, sayapun segera minum susu yang lagi-lagi merupakan pemberian dari KPM UNJ (makasih lagi loh). Setelah itu saya mulai membaik walau agak lemas. Walaupun begitu, setelah itu saya sudah kuat mondar-mandir 2x naik tangga ke lantai 2 dan berdiri berdesakan di KRL Duri-Tangerang. 

Intinya, yang ingin saya bagikan di sini adalah...

silakan jika kalian merasa kuat untuk mendonorkan darah saat datang bulan, tapi pastikan keadaan tubuh kalian siap untuk merasakan akibatnya. Dan saya ingatkan lagi, tidak semua tubuh manusia sama, boleh jadi saya kuat melewatinya, belum tentu orang lain. Atau malah anda lebih kuat dari saya??? Tidak tahu.

Dan jangan lupa ikuti serangkaian proses dari petugas PMI, tanyakan dulu apakah kondisi anda mencukupi untuk melakukan donor. :) semoga postingan saya bermanfaat.

Pusing (Puisi Iseng)

Mencari Akal yang Hilang

Bulan lalu, kepala kereta kehilangan akalnya
Ia cari di dalam sakunya
Ia cari di ekor gerbongnya
Tak ada, tak ada
Ia cari di bawah kursi prioritas
Ia cari di antara kereta bandara yang melintas
Tak ada juga katanya

Awak kereta yang bingung
30 menit tangannya terus bergelantung
berteriak ke arah utara peron lima
salah satu dari mereka rupanya
menemukan akal si kepala kereta

Rupanya akal lebih suka di dalam kereta
Berbagi tempat dengan ratusan pelancong ibukota
Tak heran jika akal sang kepala tak ingin pulang
Sebab ia lebih suka di awak kereta bersama rakyat yang malang

Tangerang, 2 April 18